Tuesday, April 2, 2013

Cerita rakyat dari Jawa Barat



CERITA RAKYAT “ TELAGA WARNA ”

            Dahulu kala terdapat sebuah kerajaan di daerah Jawa Barat. Kerajaan tersebut dipimpin oleh seorang Prabu dan Permaisuri yang sangat bijaksana. Rakyat kerajaan ini hidup makmur, damai, dan sejahtera.
            Namun suatu saat Prabu dan Permaisuri merasa gelisah, karena sudah lama keduanya mengharapkan hadirnya seorang anak tapi, sampai saat ini keduanya masih belum dikarunia seorang anak. Penasihat Prabu yang mengetahui hal ini menyarankan agar  Prabu dan Permaisuri mengangkat seorang anak tapi, Prabu menolaknya dengan tegas, karena merasa lebih baik jika anak sendiri daripada anak angkat. Kegelisahan yang tak kunjung henti, membuat Permaisuri sering menangis sendirian, Prabu pun juga merasakan kesedihan yang dialami Permaisurinya. Hingga akhirnya Prabu memutuskan pergi ke hutan untuk bertapa dan seraya memohon agar dikaruniai seorang anak, berbulan-bulan lamanya Prabu berdoa. Pada akhirnya, doanya terkabul dan Permaisuri pun hamil.
            Rakyat yang mengetahui kabar dari keluarga kerajaan bahwa ratu hamil turut berbahagia. Ketika melahirkan ternyata anak Permaisuri adalah perempuan yang begitu cantik dan lucu. Betapa bahagianya Prabu dan Permaisuri penantiannya mengharapkan seorang anak kini telah usai. Prabu dan Permaisuri begitu memanjakan puterinya, apapun yang diinginkan puterinya sebisa mungkin Prabu dan Permaisuri menuruti keinginan puterinya. Karena kebiasaan Prabu dan Permaisuri yang begitu memanjakan puterinya, sehingga sang puteri memiliki perilaku yang kurang baik bahkan tak segan berkata kasar pada siapapun bila keinginannya tak dapat dituruti.
            Hari demi hari sang puteri kian tumbuh menjadi gadis yang dewasa namun perilakunya tak kunjung berubah. Sebentar lagi sang puteri akan berusia tujuh belas tahun. Rakyat yang mengetahui hal ini memberikan banyak hadiah kepada Prabu dan Permaisuri untuk puteri mereka. Bahkan Prabu dan Permaisuri pun turut mempersiapkan hadiah bagi puterinya, berupa emas dan permata yang dileburkan menjadi sebuah kalung yang sangat indah oleh tukang perhiasan yang dimintai tolong oleh Prabu. Pada saat hari kelahiran sang puteri, Prabu dan Permaisuri pun memberikan kalung yang sangat indah tersebut. Namun begitu terkejutnya Prabu dan Permaisuri mengetahui bahwa sang puteri menolak kalung tersebut untuk dipakaikan di lehernya karena menurutnya kalung itu sangat jelek dan tak pantas baginya, sehingga sang puteri langsung melemparkan kalung itu hingga butiran-butiran permata yang indah tersebut terurai ke lantai. Permaisuri yang terlihat tak menyangka, melihat sikap puterinya seperti itu, langsung menundukkan wajahnya ke lantai dan butiran air mata pun jatuh membasahi lantai. Prabu dan seluruh rakyat pun ikut menangis. Tiba-tiba di tempat kalung  yang dijatuhkan sang puteri muncul sebuah mata air yang makin lama makin besar hingga istana tenggelam. Tak hanya itu, seluruh kerajaan pun tergenang oleh air, hingga membentuk sebuah danau yang luas.


No comments:

Post a Comment